Halaman

Selasa, 16 Agustus 2011

Kerudung Merubah Segalanya (Cerpen)



Oleh: Misanti Eka Putri (dengan perubahan oleh kelompok 3)
Di SMP Negeri 7 Jambi, terdapat geng yang sangat – sangat dikagumi yaitu Geng Nadine.
ketika Nadine menuju ke kelasnya
Anak cowok  :(diam sejenak) “NADINE, datang !!!! cepat sambut mereka.!!”
Ternyata Nadine Mendengar perkataan anak cowok tersebut.
Nadine         : “Dasar kalian cowok murahan!”
Lalu Nadine melanjutkan perjalanannya dan melewati ruangan BK. Nadine mendengar pembicaraan Guru BK dengan Nisa.
Guru BK       : “Nisa, kamu harus memperbaiki sifat temanmu Nadine, dia sudah sangat keterlaluan.”
Nisa            : “Tapi buk. Bagaimana caranya ??? ibu kan tahu Nadine  adalah orang yang keras kepala.”
Guru BK       : “Ibu tahu Nisa. Ibu yakin, kamu pasti bisa melakukannya dan ibu serahkan padamu!!!”
***
Sementara itu diluar ruangan
Nadine         : “Apa????? Nisa harus memperbaiki sifatku. Apa maksudnya itu??????????? Baiklah, mulai sekarang aku akan perang dengan Nisa anak yang gak jelas itu.”
          Setelah Nadine mendengar pembicaraan Nisa dan guru BK, semua teman- teman Nisa menjauhinya karena hasutan Nadine.
***
Keesokan harinya geng Nadine datang dengan make up nya yang super tebal. Semua orang langsung menyingkir kecuali Nisa.

Nadine         : “Ehm……”
Nisa melihat kearah suara
Nadine         : “Minggir loe, jangan menghalangi jalan gue.”
Nadine mendorong Nisa sekuat tenaga, tapi malah Nadine yang hampir terjatuh. Tapi, Nisa memegangi jaket Nadine.
Nadine         : “Eh loe anak gak jelas lepasin jaket gue. Asal loe tahu ya, 200 domba Eropa mati untuk jaket ini. Apa loe punya uang untuk ganti ni jaket??????????”
Nisa hanya bisa mengeleng-geleng kepalanya yang tertutup jilbab dengan tingkah Nadine. Dan Josh pun datang.
Josh            : (melambaikan tangan)
Nadine         : (membalas lambaian tangan Josh)”kamu cari aku ya Josh???” (dengan nada genit)
Josh            : “Ge-er banget sih loe, orang gue nyari Nisa.”
Nadine         : “Ih dia lagi, dia lagi. Kenapa sih cari anak gak jelas gitu. Mendingan cari aku. Udah cantik, kaya.”
Josh            : “Idih suka-suka gue dong.”
Josh menghampiri Nisa
Josh            : “kamu ada waktu gak Nis?”
Nisa            : “Memangnya kamu ada perlu apa?”
Josh            : “Apakah kamu bisa ikut aku ke halaman belakang?”
Sementara itu, Nadine kembali ka bangkunya dan mulai membicarakan hal ini kepada teman - temannya.
Nisa            : “Gimana ya Josh, 13 menit lagi ulangan Geografi akan dimulai.”
Josh            : “Tapi, ini lebih penting dibandingkan ulangan Geografi atau sebangsanya.”
Nisa            : “Baiklah, Josh aku akan menuruti keinginanmu”
***
Sementara itu di dalam kelas
Cici              : “Eh tahu gak, anak sotoy itu pergi bersama Josh.” (yang sedang melihat ke arah pintu)
Semua murid          : “Apa????”
Nadine         : “HAH, dimana akal sehat Joshku yang ganteng itu?? OWH apakah aku bermimpi di siang bolong??? Jika ini beneran terjadi, pisahkan dan hancurkan dengan cara apapun!!!!!!”
Hanika         : “Apa?? Apakah kita juga harus minta bantuan dengan dukun ilmu hitam?”
Eki & Cici     : “Ya gak lah, Nika.”
***
Sementara itu di halaman belakang sekolah
Nisa            : “Josh, apa yang akan kau………?”
Josh            : “Oh tidak ada, mereka juga belum datang kesini. Kembalilah ke kelasmu, kan ada ujian Geografi”(memotong pembicaraan Nisa)
Nisa            : “Kamu ini gimana sih, enak saja menyuruh orang sekehendak hatimu. Kalau tahu nanti akan seperti ini, aku tidak akan ikut dengan mu”
Josh            : “Tapi, aku minta maaf banget. Sebagai gantinya, aku akan mengantarkan mu ke kelas.”
          Sesampainya Nisa dan Josh di depan kelas, Nadine dan teman – temannya menertawai Nisa yang wajahnya kelihatan agak kecewa.
Nadine         : “Yes, gue berhasil.”
Eki              : “Berhasil apanya?”
Nadine         : “Kan sebenarnya gue yang telah menyembunyikan barang pemberian Josh, dan meng-sms Josh bahwa Mr.Joe marah besar karena Josh belum datang ke kelasnya.”
Eki              : “Brilian.”
Kini Nadine memandang kotak kecil bewarna soft blue dengan senyum kebencian.
Hanika         : “Apa loe yakin gak mau membukanya?”
Nadine         : “Alah gak penting banget, lagi pula gue juga sudah tau apa isinya”
Ke-3 tmn     : “Apa?” (rasa ingin tahu)
Nadine         : “Apalagi kalau bukan kalung murahan yang belinya di kaki lima.”
Meledaklah tawa mereka,dan sebenarnya Nadine tidak tahu apa isi dari kotak itu
***
Lonceng pelajaran pertama berbunyi
Ibu Guru      : “Cepat simpan buku kalian!!! Kita akan segera melaksanakan ulangan Geografi.”
Ke-3 tmnn    : “Mati gue.”
Nadine         : “Ah tenang aja loe semua, gue punya ide yang paling oke.”
Ke-3 tmnn    : “Apa itu?”
Nadine         : “Ibu, maaf sebelumnya. Tapi bu, soal ini sudah pernah saya lihat dan saya bahas sehingga saya tahu jawabannya.”
Ibu Guru      : “Emang kamu tahu dari mana nak?”
Nadine         : “karena kakak saya punya soal yang sama persis dengan soal di kertas ulangan ini, dan ibu juga harus mengganti soalnya jangan persis dengan soal tahun-tahun lalu!!!”
Ibu Guru      : “baiklah, ulangan hari ini ibu tiada kan.”
Murid          : “Hore, Nadine hebat, Nadine hebat.”
          Semua teman-temannya sangat berterima kasih kepada. Nadine kecuali Nisa. Nisa hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya.
***
Di jam istirahat
Cici              : “Gila loe, hebat banget.”
Hanika         : “Betul banget, bahkan gue hampir percaya dengan argumen loe.”
Eki              : “Loe pendebat yang hebat banget.”
Nadine         : “He’e gue gak berdebat, gue cuma ngebujuk.”
***
Semenjak kajadian itu, Nisa merasa kebencian Nadine kepadanya makin bertambah dan ia pun tak dekat-dekat lagi dengan Josh.
Nisa            : “Sepertinya Nadine makin benci saja dengan ku, lebih baik aku tidak dekat-dekat lagi dengan Josh.”(di dalam hati)
Tiba-tiba Josh datang.
Josh            : “Hai, gadis berkerudung. Kenapa muka mu sedikit muram?”
Nisa            : “Kata siapa?, orang aku baik-baik saja kok.”
Josh merasakan perubahan sikap Nisa.
***
Sementara itu di dalam kelas, Nadine memamerkan ipad pemberian ayahnya.
Cici              : “Wow, keren banget tuh ipad baru loe, maksud gue sih semuanyaJ.”
Nadine         : “Siapa dulu, Nadine Suhairi Mojoninggroto si anak milyarder maksud gue, orang tua gue super kaya.”
***
Sementara itu di luar kelas.
Josh            : “Nisa, Nisa, Nisa!”
Nisa            : “Aduh ada apa lagi sih, ribet banget.”
Josh            : “Ehmmm…… aku hanya ingin memberi mu sesuatu. Tetap di tempat mu!”
Nisa            : “Oke, oke. Aku tetap berada di sini jadi, apa pemberitahuannya?”
Josh            : “Yaitu, tetap di tempat mu!”
Nisa            : “Ya ampun siang bolong begini masih aja becanda.”
Josh            : “Ya, ya, aku hanya main-main kok. Tolong berikan ini pada Nadine!”
Nisa            : “Nauzubillah, kamu gak ingat gak? Aku itu kan musuhnya Nadine.”
Josh            : “Aku tahu, maka dari itu kau adalah orang yang tepat untuk memberikan kotak berwarna dark blue ini!”
Nisa            : “Baiklah, aku akan mencobanya.”
Nisa menghampiri Nadine yang berada di kelas. Namun ketika di pintu kelas.
Nisa            : “Ha’ , ini foto siapa?”
Lalu Nisa melihat ke belakang, terdapat tulisan yang berbunyi “Nadine Suhairi Mojoninggroto”
Nisa            : “Ha’ , Nadine? Aku punya ide J.”
Lalu Nisa masuk kedalam kelas.
Nisa            : “Nadine, aku punya kado untuk mu.”
Nadine         : “Oh ya? gue gak mau, paling-paling barang kaki lima lagi.”
Nisa            : “Beneran ni gak mau, yah udah. Aku akan menyebarkan fotomu waktu kecil.”
Nadine         : “Loe lancang banget ya. Dasar anak gak jelas.”
Nisa            : “Oh ya udah.1, 2, 3 teman-teman lihat foto siapa ini!” (sambil mengangkat sebuah foto di tangannya)
Teman          : “Siapa? Dimana? Bagaimana?”
Nadine         : “HEI !!!! jangan lihat foto itu!”
Eki              : “Loh kok loe yang sewot sih?”
Nadine         : “Foto apa yang loe lihat? Bukan foto gue kan”
Cici              : “Orang lihat foto briptu Norman lagi nyanyi.”
Hanika         : “Ya, gondes.”
Nisa            : “Jadi, bagaimana?” (menghampiri Nadine)
Nadine         : “Ya udah deh, gue terima dengan berat hati.”
Eki              : “Wew, kado lagi, buka- buka- buka!”
Nadine         : “Muales.”
Keesokan harinya.
Hanika         : “E Cici, Nadine, mana sih Eki?”
Nadine         : “Mana gue tahu?”
Nisa mendengar kepembicaraan Nadine dan teman-teman, berniat untuk datang ke rumah Eki sehabis pulang sekolah dan mencari tahu kenapa Eki tidak masuk sekolah.
***
Sehabis pulang sekolah, di rumah Eki…
(Bunyi pintu tok,tok,tok,tok)
Eki              : “Siapa ya?”
Nisa            : “Ini aku Nisa.”
Eki              : “Ngapain loe kesini?” (dari dalam rumah)
Nisa            : “Aku hanya ingin tahu kenapa kamu tidak masuk sekolah?”
Eki              : (diam sejenak) “Apakah teman-teman gue. Mencari gue?”
Nisa            : “Tidak hanya Hanika yang sangat khawatir! Apakah kau mau ikut aku kerumahku!”
Eki              : “Baiklah.” (membuka pintu)
Saat di perjalanan Eki menceritakan tentang semuanya…
Eki              : “Sebenarnya gue tidak masuk sekolah karena gue malu.”
Nisa            : “Malu kenapa?”
Eki              : “Perusahaan Ayah gue bangg… bangkruttt.”
Nisa            : “Kamu gak perlu malu karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan ada hikmahnya.”
***
Sesampai di Panti Asuhan tempat Nisa tinggal…
Eki              : “Jadi ini rumahmu?”
Nisa            : “Iya, ayo masuk!”
Nisa sangat heran, ketika Eki memanggil dengan kata “KAMU” kepadanya. Dan beberapa hari kemudian… Eki telah terbiasa dengan lingkungan panti asuhan, dia selalu berkunjung ke panti asuhan itu.
***
Sementara itu disekolahan…
Hanika         : “Loe berdua ini teman atau apa sih? Loe kan tau Eki adalah sahabat kita.?”
Nadine         : “Sudahlah ka, dia itu orang yang ingin menyusahkan temannya sendiri.! Ia bahkan tidak memberitahukan kita informasi.”
Cici              : “Nadine, mungkin dia punya alasan lain yang logis.”
Nadine         : “Yeah, kurasa dia malu mengatakan bahwa orang tuanya bangkrut dan ia jatuh miskin”
Hanika         : “Apa tidak mungkin? Lagi pula dia pasti tahu kita akan membantunya??”
Cici              : “Betullll!”
Nadine         : “Jujur saja ya gue nggak mau bantu orang miskin dan pembohong seperti dia!”
Hanika         : (memukul meja sekuat tenaga) “OK FINE!! L GUE KELUAR DARI GRUP GAK JELAS INI!!!!!”
Nadine         : “Woi loe jangan bodoh!! Ya sudahlah siapa juga yang butuh orang seperti loe??”
Cici              : “Sekarang loe diam aja gak usah bacot! Loe tahu apa jangan khawatir dengan gue! Buat aja loe grup sendiri! Dan GUE KELUAR!!! L
Cici meninggalkan Nadine sambil berkata.
Cici              : (sampai di pintu)“Oh ya ngomong-ngomong make-up loe pudar tuh!”
Nadine         : “BODOHHHH LOE!!!!!”
                                                          ***
Di rumah Nadine… ia menatap kotak pemberian Nisa dan membukanya. Ternyata ada tulisan yang berbunyi
“Nadine pakailah jilbab ini gue tahu loe akan berubah!
Salam Josh.”
Nadine         : “What??? Kado ini dari Josh bukan dari Nisa?? dan ternyata isinya jilbab!”
Lalu Nadine memakai jilbab tersebut. Dan Bu Sumi lewat.
Bi Sumi        : “Non cantik banget pakai jilbab kaya siapa tuh non di film ACC.”
Nadine         : “Ha?? ACC, AAC kali bi. Si itu ya Zaskia Adya Mecca?”
Bi Sum         : “Ha.. iya itu non maksud saya J
***
Keesokan harinya…
Nadine mengunjungi panti asuhan.
Nisa            : “Eh mobil siapa tuh?”
Cici              : “Sepertinya aku tahu siapa lagi kalo bukan SI RATU FASHION.”
Nadine keluar dari mobilnya
Nadine         : “Teman-teman adakah tempatku untuk duduk?”
Nisa            : “Selalu ada untukmu ‘teman’.”
Eki              : “Kamu ini gimana sih Nisa?”
Nisa            : “Sudahlah kita harus belajar saling memaafkan sesama.”
Mereka pun saling berpelukan… J
Eki              : “Kurang lengkap?”
Hanika         : “Apanya yang kurang lengkap?”
Eki              : “Iya, kita semua kan udah pakai jilbab kecuali……”
Cici              : “Aku J
Semenjak hari itu,  mereka berlima menjadi sahabat sejati. Dan sekarang teman – teman menjuluki Nadine sebagai ‘Ratu Ngaji’, bukan lagi ‘Ratu Fashion’. Dan alhamdulillah masalah kebangkrutan orang tua Eki dapat terselesaikan dengan bantuan  dari orang tua Nadine, Cici, dan Hanika.





         

1 komentar: